Kerugian yang Diakibatkan Rayap di Indonesia Kini Mencapai 2,8 Triliun Rupiah, Atasi dengan Anti rayap yogyakarta

Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (Aspphami) kini telah menyatakan bahwa kerugian yang diakibatkan  oleh rayap di Indonesia ini sudah mencapai angka 2,8 triliun rupiah per tahun. Jumlah yang fantastis bukan? Hal ini dinilai akan membuka potensi pasar yang cukup besar pada jasa pengendalian hama yang ada di Tanah Air seperti anti rayap yogyakarta. Ketua Umum Aspphami, Boyke Arie Pahlevi, dalam siaran pers di Jakarta mengatakan bahawa meeka memperkirakan kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh hama rayap ini secara nasional telah mencapai sebesar 2,8 triliun rupiah di setiap tahunnya.


Boyke pada sela-sela seminar The 12th Pacific-Rim Termite Research Group (PRTRG)  yang bertempat di Yogyakarta telah menjelaskan bahawa wilayah Indonesia ini memiliki iklim tropis yang akan membuat Indonesia menjadi hangat sepanjang tahunnya dengan kelembaban udara tinggi yang tinggi yaitu mencapai 70-90 persen. Selain itu Indonesia juga memiliki tanah yang kaya akan bahan organik yang akan sangat sangat mendukung dalam perkembangan dan kehidupan rayap. Padahal aktivitas rayap sebagai hama, baik yang bertempat di perumahan, bangunan gedung, perkebunan, dan kehutanan akan memberi dampak yang sangat besar.


Menurut Boyke kini rayap di Indonesia harus dan telah menjadi perhatian kalangan profesional di bidang pengendalian hama. Para ilmuan, mahasiswa pascasarjana, para pengelola gedung, bahkan juga para pengelola perkebunan di Indonesia kini telah memberikan perhatian khusus pada permasalahan pengendalian hama rayap ini. Bahkan
ratusan perusahaan pengendali rayap seperti anti rayap yogyakarta telah berdiri selama dua dekade terakhir ini dan ratusan miliar rupiah dana juga telah dikeluarkan untuk pengendalian serangga rayap tersebut, termasuk juga penelitian serta pengembangan produk-produk anti rayap.


Boyke juga mengungkapkan bahwa saat ini setidaknya ada sekitar 700 perusahaan lokal seperti anti rayap yogyakarta ini yang telah banyak memberikan sumbangsih dalam permasalahan pemeberantasan hama tayap ini. Besarnya peluang pasar pengendalian hama rayap yang ada di Indonesia memubuatnya tidak luput dari perhatian berbagai perusahaan asing yang ikut berlomba-lomba masuk dan menangkap peluang untuk membantu mengatasi permasalahan hama ini. Hal ini juga telah menempatkan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial dan juga mejadikan Indonesia sebagai negara yang dapat menjadi tujuan investasi.
Kepala Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang sekaligus President PRTRG, Sulaeman Yusuf, mengatakan bahwa bahaya yang ditimbulkan dari serangan rayap di Indonesia ini sudah sangat menghawatirkan, namun hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran masyarkatnya justru kesadaran masyarakat Indonesi masih tergolong sangat rendah dan masyarakat kita belum tumbuh kesadaran mengenai bagaimana cara mengendalikan hama rayap ini.


Masyarakat masih sangat santai dan tidak ambil pusing dengan rayap-rayap ini. Mungkin karena mereka belum merasakan dampak yang begitu besar khususnya mungkin yang dialami oleh masyarakat menengah ke bawah. Mereka masih acuh tak acuh jika rumah atau perabotan mereka sudah dihabiskan oleh hama yang satu ini mereka tak sadar bahwa mereka sedang mengalami kerugian ekonomi yang sangat besar apalagi jika sampai rumah mereka hancur dan roboh. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang rendah ini juga akan berdampak terhadap laju perkembangan jasa-jasa profesional pembasmi rayap seperti jasa anti rayap yogyakarta yang sudah berjuang dengan keras untuk membantu permasalahan besar yang sedang di alami oleh negara kita, Indonesia.