Memahami Lebih Jauh Konsep Blended Learning dalam Pembelajaran di Sekolah

Meskipun terjadinya wabah covid-19 tentunya tidak pernah diharapkan oleh masyarakat. Namun pandemi akibat virus corona ternyata dapat mempercepat penerapan praktik pendidikan di era digital, dengan bantuan perkembangan teknologi informasi. Hal tersebut dibuktikan dengan penerapan model pembelajaran berkonsep blended learning atau hybrid learning.

Konsep Hybrid Learning

Hybrid learning sesuai dengan namanya, merupakan model pembelajaran campuran dari pembelajaran online maupun offline. Dimana pembelajaran online sendiri dimana fasilitator dan peserta didik melakukan proses belajar di luar sekolah, dan tidak berada dalam 1 ruangan sama atau tidak melakukan tatap muka secara langsung.

Sedangkan pembelajaran offline merupakan sistem belajar konvensional yang sudah ada sejak dulu. Yaitu ketika fasilitator atau tenaga pendidik bertemu secara tatap muka di satu kelas yang sama dengan para siswa. Dalam hybrid learning, kedua model pembelajaran tersebut dikombinasikan menjadi suatu konsep belajar yang baru.

Komposisi hybrid learning ada bermacam macam dalam pelaksanaannya. Mulai dari prosentase 50:50 yakni 50% online dan 50% tatap muka, persentase 70:30 yakni 70% online dan 30% tatap muka, bahkan persentase 30:70 yakni 30% online dan 70% tatap muka. Dimana penentuan prosentasenya sendiri tergantung tingkat penguasaan keterampilan yang diharapkan dari siswa.

Karakteristik Hybrid Learning

Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh pembelajaran blended learning. Adapun karakteristiknya yaitu proses pembelajarannya menggabungkan berbagai model dengan bermacam macam media, perpaduan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran mandiri via online, serta didukung dengan pembelajaran yang efektif baik dari cara penyampaian maupun gaya belajarnya.

Dimana penerapan hybrid learning dengan karakteristik tersebut mendukung semua manfaat dari e-learning. Termasuk di dalamnya yaitu efisiensi waktu, pengurangan biaya, serta pemahaman masing masing pribadi dan motivasinya. Berhubungan dengan siswa di sekolah, orang tua dan guru memiliki peran penting dalam model hybrid learning.

Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator di sekolah dan orang tua berperan sebagai motivator untuk pembelajaran anaknya. Selain itu, guru atau fasilitator juga akan berperan sebagai mediator di sini. Yakni memberi arahan pada peserta didik mengenai cara menggunakan aplikasi, sampai memberi penjelasan materi yang berkesinambungan antara belajar tatap muka dan online.

Pentingnya Hybrid Learning

Pada banyak bidang, konsep blended learning terbukti dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Karena pembelajaran dilakukan seimbang, antara peingkatan keterampilan melalui offline dan peningkatan wawasan serta pengetahuan melalui online. Sementara untuk sikap bisa diperoleh dari pembelajaran offline maupun online.

Selain itu, fasilitator atau guru bisa menyusun bahan ajar hanya sekali dalam bentuk multimedia, kemudian menggunakannya berkali kali. Peserta didik pun bisa mengakses materi tersebut secara online kapanpun dan dimanapun. Sehingga waktu yang dikumpulkan untuk meningkatkan keterampilan secara offline relatif lebih singkat.

Di era 4.0 seperti sekarang, model hybrid learning semakin populer digunakan. Terlebih semenjak terjadinya pandemi akibat virus corona, konsep pembelajaran campuran adalah solusi terbaik bagi dunia pendidikan. Salah satu sekolah yang menerapkan konsep seperti itu yakni Sekolah Murid Merdeka, yang tersedia mulai dari jenjang PAUD sampai SMA.